Bangun Desa Bangun Indonesia, Mendes Yandri Kunjungi Lebak
SATSET.ID | LEBAK - Secara administratif, jumlah desa dalam 10 tahun terakhir bertambah. Dari 75 ribu desa di tahun 2010 menjadi 83.971 desa di tahun 2023. Penambahan ini menjadi pekerjaan rumah Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal untuk mengembangkan dan memajukannya.
Mengingat saat ini, perkotaan masih memiliki daya tarik yang tinggi bagi masyarakat desa untuk meningkatkan perekonomian.
Diketahui, Menteri Desa H.Yandri Susanto, S.Pt.,M.Pd terus melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah di Indonesia salah satunya ke Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten pada Rabu, 13 November 2024.
“Ini menjadi pekerjaan rumah, karena pedesaan itu adalah benteng pertahanan terakhir. Bagaimana caranya agar bangga akan desanya yakni dengan mengembangkan menjadi desa wisata. Ini bisa jadi alternatif untuk menaikan nilai tambah sehingga masyarakat bisa mendapatkan kehidupan lebih layak,” ujar Menteri Desa H.Yandri Susanto, S.Pt.,M.Pd sebagai narasumber dalam Forum Hasil Laporan Akhir Evaluasi Manfaat dan Dampak Bantuan Sarana dan Prasarana Desa dan Pedesaan di Wahana Kreasi Bumdes Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Dengan Tema "Bangun Desa Bangun Indonesia".
Dalam pemaparannya, Menteri Desa H.Yandri Susanto, S.Pt, M.Pd menerangkan bahwa agar desa wisata itu tetap menarik untuk dikunjungi dibutuhkan konsep Eco Rural Tourism. Artinya, yang berkelanjutan adalah desanya sehingga wisata tetap berjalan dengan potensi, keunikan dan budaya yang dimiliki daerah tersebut.
“Jadi pengembangannya berdasarkan sumber daya desa, untuk itu ada 7 point penting yang diangkat dalam konsep tersebut. Antara lain sosial budaya, konservasi dan lingkungan, politik etnik, ekonomi, pembangunan regional, pariwisata dan ekologi lanskap. Ini yang perlu dilihat dalam sebuah perencanaan awal,” jelasnya.
Yandri menambahkan, tujuh point penting dalam konsep Eco Rural Tourism memiliki 49 kriteria dan 343 indikator. Dari sini bisa dilakukan pengecekan atau penilaian sehingga akan terlihat aspek mana dulu yang dibutuhkan untuk pengembangan sebuah desa.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sumurbandung, Budi Setiawan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal atas kerjasama dalam program manfaat dan dampak bantuan Sarana dan Prasarana Desa dan Pedesaan. Program ini diharapkan bisa memberi manfaat khususnya dalam pengambilan kebijakan-kebijakan yang akan datang.
“Kalau kita dengar kata-kata Presiden Prabowo Subianto bahwa desa merupakan ujung tombak dari pertahanan kita terutama di pangan, makanya infratruktur ini sangat penting sekali kita jaga supaya untuk memberikan kenyamanan, kemudahan kemudian memberikan suatu akses sehingga desa ini bisa berkembang dengan begitu baiknya dan itu tidak luput dari peran penting dari kementerian Desa ini," ujar Budi.
Hal penting lainnya kata Budi adalah peran serta masyarakat yang sangat dibutuhkan untuk menjaga batas-batas tersebut, agar bisa terjaga. Sehingga kajian dan evaluasi ini bisa memberikan manfaat bagaimana sarana dan prasarana desa ke depannya.
Penyaluran bantuan pembangunan sarana dan prasarana desa dan pedesaan, memiliki tujuan untuk memberikan dukungan bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa peningkatan pendapatan masyarakat, pembukaan lapangan pekerjaan dan pengurangan kemiskinan di desa penerima bantuan.
Kolaborasi antara pemerintah dengan akademisi dalam kajian ini merupakan salah satu bentuk implementasi skema pentahelix dalam pembangunan desa, dimana keterlibatan pemerintah baik pusat, provinsi dan kabupaten, masyarakat, sektor swasta, akademisi, komunitas dan media memiliki peran yang sama.
“Kami berharap hasil kajian dan analisis ini dapat menjadi alat ukur terkait efektivitas pemanfaatan dan dampak bantuan sarana dan prasarana pengembangan desain wisata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu dapat memberikan rekomendasi atau memasukkan terhadap pelaksanaan program pembangunan dan pengembangan desa agar lebih efektif dan memberikan dampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah dan akademisi akan terus terjalin dengan semangat membangun desa demi kesejahteraan masyarakat desa kedepan,” harapnya. (Red/Dih)