Luput Dari Perhatian Pemerintah Hadi Saputra Warga Desa Simpang Agung Hingga Mengalami Kebutaan
Sungguh miris nasib Hadi Saputra Warga desa Simpang Agung Kecamatan Simpang Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ini, di usia tuanya Hadi tidak bisa menikmati kebahagiaan seperti warga sekitar tempat tinggalnya. Pasalnya, Hadi Saputra mengalami kebutaan sejak 3 tahun terahir.
Sehingga untuk menjalani aktifitas sehari-hari dia harus dibantu oleh anaknya.
Saat ditemui satset.id dikediamannya beberapa waktu lalu, Hadi mengaku kebutaan yang dialaminya disebabkan dari rasa gatal diseputaran mata, 3 tahun lalu.
Namun, karena kondisi ekonominya yang tidak mampu, maka rasa gatal tersebut tidak diobati sehingga lama kelamaan menyebabkan kebutaan. Jika dilihat sepintas, seperti tidak terjadi sesuatu pada matanya, akan tetapi, Hadi tidak dapat melihat dan hanya bayangan putih saja dilihatnya.
Dalam kondisi ekonomi yang serba kekurangan itu, Hadi harus berusaha bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berkebun. Dalam kondisi tidak melihat, dia memaksakan bekerja dikebun yang lokasinya jauh dari tempat tinggalnya dengan dibantu oleh anaknya sebagai penunjuk jalan. Ujar Hadi, dengan kondisi cacat penglihatan yang dialaminya, terpaksa anak bungsunya dikorbankan untuk membantu sebagai penuntun. Gilang Romadon anak bungsu Hadi yang masih duduk di kelas 5 sekolah dasar, terpaksa berhenti sekolah karena Gilang sangat dibutuhkan sebagai petunjuk jalan.
Tidak sampai disitu nasib pilu yang dialami keluarga Hadi, dalam kondisi tidak melihat penderitaan ini makin bertambah dengan kondisi istrinya yang yg tidak mendengar karena tuli. Lengkap sudah penderitaan keluarga ini.
Saat satset.id berkunjung dikediamannya, tampak Gilang setia menemani sang ayh untuk beraktifitas. Untuk kekamaradi saja Hadi harus dituntun oleh Gilang. Hadi tingal dirumah sederhananya yang berukuran lebih kurang 5mx6m. Keluarga ini hanya tinggal bertiga yaitu Hadi dan istrinya serta Gilang. Sementara anak sulungnya sudah berkeluarga dan sudah tidak serumah lagi.
Dalam kondisi yang serba kekurangan ini, sangatlah miris tidak ada bantuan dari pemerintah daerah OKU Selatan terhadap keluarga Hadi, terutama kepala desa setempat, terlihat kurang perhatian terhadap warganya yang miskin.
Dari keterangan Hadi batuan kesehatan serta bantuan lain seperti PKH dan bantuan terhadap warga miskin, tidak pernah menyentuh keluarganya. Jika saja pemerintah peduli terhadap keluarga miskin, mungkin kondisi penyakitnya bisa diatasi. Dengan terpaksa, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Hadi harus banting tulang dengan berkebun meski dalam kondisi tidak melihat.
Dengan kondisi Hadi yang yang tidak melihat, mengakibatkan anaknya Gilang tidak bisa menikmati hidup normal seperti layaknya anak seusianya dan Gilang terpaksa mengorbankan sekolahnya untuk membantu sang ayah.
Hadi berharap dengan kondisinya seperti sekarang ini, pemerintah peduli. Dan diapun sangat mengharapkan bantuan terhadap keluarganya. Terutama perhatian terhadap sekolah anaknya Gilang yang masih berusia dibawah umur.(Red)