Mahasiswa Unila Raih Medali Emas dan Perak dalam WSEEC
Bandar Lampung (GMNews) -Prestasi gemilang kembali didulang mahasiswa Universitas Lampung (Unila). Salah satunya dari ajang World Sciences, Environmental, and Engineering Competition (WSEEC) yang diselenggarakan secara online dan offline pada 17 hingga 20 Juli 2022 di Jakarta.
WSEEC ini digelar The Indonesian Young Scientists Association (IYSA) bekerja sama dengan Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Malaysia Innovation, Invention and Creativity Association, Alpha Science Educational Project Turkey, Department of Food Science and Technology IPB, Actuatial Science Department ITS, dan LPPM Universitas Negeri Medan.
WSEEC 2022 memperlombakan tujuh kategori kompetisi yaitu mathematics, energy and engineering, physic, life science, social science, environment, dan technology.
Tercatat ada 196 peserta yang tersebar dari tiga benua yaitu Asia, Eropa, dan Amerika. Dari benua Asia, selain Indonesia, tercatat peserta dari Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, United Arab Emirates, Philippines, Kazakhstan, India, dan Iran.
Peserta dari benua Eropa berasal dari Turki, Romania, dan Macedonia, sedangkan dari benua Amerika terdapat peserta dari Mexico.
Dalam prosesi Awarding Ceremony yang dihelat pada 20 Juli 2022, Tim Unila dinobatkan sebagai salah satu peraih Gold Medal katerogi Life Science secara online bersama Universitas Brawijaya dan Poltekkes Kemenkes Malang. Sementara Gold Medal kategori Life Science secara offline diraih Rangsit University, Thailand.
Tim Unila yang meraih medali emas mengusung judul “The formulation of aromatherapy candle preparations from bee-wax as an anti-mosquito combined with citronella essential oils and mint leaves”.
Tim diketuai Mahfud Sidik (Biologi 2019) dan anggota terdiri atas Ani Andri Yani (Biologi 2019), Indah Ayu Lestari (Biologi 2020), Lousanja Dira Sa’udah (Kimia 2019), dan Gustin Lestiani (Kimia 2018) masuk kategori Life Science.
Sementara peraih medali emas lainnya mengangkat tema Smalry: Application of Local History Education in Growing Awarness of Students’ History as a Reservation Conservation Effort. Tim diketuai Winda Fitriani (Pendidikan Sejarah – FKIP).
Adapun Tim Unila yang meraih medali perak mengusung topik Utilization of the Ruwai Jurai Museum as a Learning Resource in Increasing Understanding of Local Culture. Tim diketuai Dona Oktavia (Pendidikan Sejarah – FKIP).
Tim Unila peraih medali perunggu mengangkat tema DARO (Desa Produktif): Integrated Digital Cooperative Incubator Program Concept with Public Crowdfunding scheme to Support Rural Area Economic Development.