Pemahaman Salah Soal Hecker, ini Kata Dosen IT IIB Darmajaya

Pemahaman Salah Soal Hecker, ini Kata Dosen IT IIB Darmajaya

Smallest Font
Largest Font

Bandar Lampung, garismerahnews.com-

Terminologi peretas muncul pada awal tahun 1960-an, di antara para organisasi mahasiswa Tech Model Railroad di Laboraturium Kecerdasan Artifilial Massachusetts Institute of Technologi (MIT).
Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer main frame,” kata Dosen Teknologi IT Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya Dr. Onno W Purbo, Rabu (23/5/2018), melalui pesan email.
Dalam pembahasannya tentang hacker, pakar IT Internasional itu juga menjelaskan sebenarnya kata hacker itu muncul dalam arti positif. “Yaitu untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik dari yang sudah dirancang bersama,” kata dia.
Kemudian, lanjut Onno, pada tahun 1983, istilah hecker mulai berkonotasi negatif. Hal itu karena saat itu FBI berhasil menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat.
“Kode 414 merupakan kode areal lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hecker itu dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer. Yaitu komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboraturium Nasional Los Alamos,” kata dosen tetap IIB Darmajaya itu.
Bahkan, dia juga menjelaskan dalam setiap workshop atau pun seminar di berbagai tempat, pada tahun 1983, keluar film berjudull War Games yang salah satu perannya dimainkan oleh Mattew Broderick yang berperan sebagai David Lightman.
Film tersebut menceritakan penggemar komputer yang secara tidak sengaja terkoneksi dengan super komputer rahasia yang mengontrol persenjataan nuklir di AS. “Sejak itu, banyak keluar film-film lain terkait kemampuannya dalam komputer. Sehingga, kata hecker kini dikenal dengan konotasi negatif,” kata dia.
Yang menarik, lanjut dia, di dunia hacker ada tingkatan atau strata. Bukan berdasarkan usia atau senioritas, tapi berdasarkan kemampuan di antara masyarakat undergound. “Di mana, seorang hecker harus mampu membuat program untuk mengeksploitasi kelemahan sistem, menulis tutorial, aktif diskusi di mailing list, membuat situs web dan lain sebagainya,” kata dia.
Sementara, Rektor IIB Darmajaya Ir. Hi. Firmansyah Y. Alfian., MBA., M.Sc mengatakan, mahasiswa, khususnya jurusan teknik komputer harus memahami bagaimana penggunaan dalam perkembangan komputer saat ini. “Tujuannya, agar jangan salah dalam menerapkan perkembangan teknologi,” kata dia.
Firmansyah berharap mahasiswa IIB Darmajaya bisa mempelajari lebih banyak soal teknologi IT dari pakar yang kini menjadi dosen di IIB Darmajaya. “Sesuai jadwal, Dr. Onno W Purbo, hadir di kampus kami untuk memberikan materi tentang teknologi IT. Kami berharap kehadiran beliau di kampus biru ini, bisa melahirkan pakar-pakar IT berkelas dunia seperti Onno W Purbo,” kata dia. (Sum:lv)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author