Rektor ITS Beri Kejutan Dua Siswa Makassar Diterima Sebagai Mahasiswa ITS
Surabaya, garismerahnews.com–
Peduli terhadap dunia pendidikan masyarakat di Indonesia bagian timur, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Ir Joni Hermana MScES PhD memberi kejutan dengan meloloskan langsung dua siswa di Makassar sebagai mahasiswa ITS. Momen tersebut berlangsung saat acara Talk Show bersama ITS sebagai rangkaian pameran Sulawesi Education and Techno Expo di Gedung Celebes Convention Center, Makassar, Selasa (12/2).
Pameran yang kali kedua belas ini dihelat oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sulawesi. Kedua siswa yang mendapat kejutan mengharukan tersebut telah mendaftar di ITS melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Keduanya adalah A Alfiana Setia Prabakti dari SMA Negeri 7 Makassar yang memilih Departemen Teknik Sipil ITS sebagai pilihan pertamanya dan Denty Calista Azariah dari SMA Negeri 1 Makassar dengan pilihan pertama yaitu Departemen Teknik Fisika ITS.
Meski demikian, bila persyaratannya telah dipenuhi maka kedua siswa tersebut akan dinyatakan diterima sebagai mahasiswa ITS melalui pengumuman resmi SNMPTN. Karena seluruh persyaratan administrasi tetap harus dipenuhi dan mengikuti prosedur yang berlaku.
Joni mengatakan, pertama yang harus dipahami adalah bahwa proses penerimaan jalur SNMPTN atau jalur undangan itu, menurut Undang-Undang memang dimaksudkan untuk menyaring siswa-siswa terbaik yang ada di daerah seluruh Indonesia tanpa harus melalui persaingan ujian tertulis. Karena pada prinsipnya pemerintah menyadari bahwa sistem pendidikan menengah itu sendiri tidak merata.
“Kalau mereka yang berada di Papua dengan di Aceh bersaing dengan yang terbaik di Jawa itu sudah pasti jauh, bahkan mungkin yang terjadi mereka akan memiliki peluang yang sangat sedikit untuk bisa masuk ke perguruan tinggi besar di Indonesia,” tutur Joni.
Joni yang sangat semangat memandu acara talk show tersebut melanjutkan, oleh karena itu SNMPTN ini memang sengaja diadakan pemerintah agar bisa melakukan proses rekrutmen terhadap siswa dari seluruh Indonesia. Sehingga setiap siswa di Indonesia mempunyai kesempatan untuk masuk ke semua perguruan tinggi besar secara merata dan adil.
Joni menuturkan, berdasar Undang-Undang dirinya (sebagai rektor, red) memiliki wewenang untuk dapat menerima siswa-siswa mana yang dapat masuk ke ITS. Karena keputusan tertinggi dalam proses seleksi SNMPTN berada pada perguruan tinggi masing-masing dalam hal ini adalah rektor.
Joni menegaskan hal yang perlu digarisbawahi, bahwa ITS sebetulnya menyadari tidak semua orang apalagi di Indonesia bagian timur berani masuk kuliah ke ITS. “Makanya tadi kan saya tanya apa alasan mereka memilih ITS di pilihan pertama di jalur SNMPTN dan itu menjadi dasar saya menetapkan,” ungkap Guru Besar Teknik Lingkungan ITS tersebut.
Dari jawaban kedua siswa itulah, lanjut Joni, sudah mengindikasikan bahwa mereka betul-betul menginginkan perubahan yang baik dalam dirinya dan memiliki kesungguhan hati untuk belajar di ITS.
Joni juga menuturkan, keputusannya dalam menerima langsung dua siswa asal Makassar ini adalah untuk memupuk kesadaran dan kepercayaan diri siswa-siswa lainnya. Agar juga memiliki keberanian dan tekad yang besar, bahwa mereka yang dari Indonesia bagian timur dapat bersaing dengan siswa-siswa di Jawa yang mayoritas sudah memiliki fasilitas pendukung di dunia pendidikan. “Target saya bahkan kalau ada lima siswa tadi yang akan saya terima, namun dari sekian banyak hanya ada dua yang berani mengambil pilihan pertamanya di ITS,” tukas Joni.
Pria yang juga akan menjadi panelis dalam Debat Calon Presiden RI sesi kedua nantinya itu juga mengatakan, ITS merupakan milik Indonesia dan ITS ingin mewujudkan keragaman dalam menerima mahsiswanya. Sehingga keberagaman di ITS akan semakin lebih indah. Dirinya menyadari dalam memajukan Indonesia, dibutuhkan pemikiran yang beragam dari masing-masing masyarakat yang ada di Indonesia, dan itu dapat diwujudkan dari penerimaan mahasiswa ITS yang merata di Indonesia. Walaupun ia menyadari bahwa sampai saat ini mayoritas mahasiswa ITS memang masih didominasi dari Pulau Jawa.
“Ini merupakan komitmen kita (ITS, red) bahwa sebagai perguruan tinggi yang berada di Surabaya punya tanggung jawab, komitmen dan kepedulian untuk membangun saudara-saudara kita yang berada di Indonesia (bagian) timur,” tegasnya. Joni juga menuturkan, selama ini ITS sudah membina kurang lebih 35 universitas di Indonesia bagian timur melalui jaringan Eastern Part of Indonesia University Network (EPI-UNET).
Sementara itu, Kepala LLDikti Wilayah IX Sulawesi Selatan Prof Dr Jasruddin MSi menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Rektor ITS yang membawa timnya untuk memberikan sosialisasi kepada siswa-siswa di Makassar.
Sebelumnya, dalam pembukaan acara pameran pendidikan tersebut ia menyampaikan permintaan adanya program afirmasi bagi siswa-siswa di Indonesia Timur, khususnya Sulawesi. Terutama untuk anak-anak berbakat yang memang belum cukup mampu bersaing jika harus menempuh jalur ujian tulis karena faktor pendidikan yang belum merata. “Ternyata Allah mengabulkan harapan tersebut, dan ini akan menjadi sesuatu yang sangat luar biasa baik bagi siswa-siswa kami (LLDikti wilayah IX Sulawesi, red),” ujarnya.
Ia mengatakan, datangnya perguruan tinggi besar di Pulau Jawa untuk memberikan sosialisasi kepada siswa-siswa yang ada di Indonesia bagian timur merupakan hal yang positif. Mengingat muncul kekhawatiran bahwa banyaknya siswa-siswa saat ini yang memilih jalur pendidikan tinggi hanya berdasarkan apa yang teman mereka pilih. Namun untuk informasi lengkap bagaimana kuliah di Jawa, mulai dari biaya hidup, faktor budaya dan sebagainya belum tersosialisasikan secara penuh.
“Kami harapkan tahun depan itu bukan cuma ITS yang memberikan fasilitas seperti itu, tapi peruguruan tinggi besar lainnya dapat hadir juga dalam agenda pameran pendidikan di Sulawesi untuk memberikan informasi perkuliahan di kampus mereka,” tuturnya.
Salah satu siswa yang mendapat kejutan lolos SNMPTN di ITS, Denty Calista, sempat mencucurkan air matanya saat tahu dirinya langsung diterima di ITS. Ia mengaku memilih pilihan pertamanya di ITS merupakan sebuah pilihan yang sudah matang. Denti mengungkapkan, ia menginginkan jurusan yang sesuai dengan passion-nya di bidang sains dan teknologi. Siswa yang sempat setahun menjadi siswa pertukaran pelajar di Herrin High School, Amerika Serikat itu juga bertekad, tujuan ke depannya setelah masuk di ITS adalah mengharumkan nama ITS dengan prestasi-prestasi yang akan ia torehkan kelak.
Sumber : sumaterapost.com
Editor : tomi