Workshop Persiapan Pendaftaran Akreditasi Internasional Prodi 2022

Workshop Persiapan Pendaftaran Akreditasi Internasional Prodi 2022

Smallest Font
Largest Font

Bandar lampung (GMNews) – Pusat Akreditasi Nasional dan Internasional Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Lampung (Unila) menggelar Workshop Persiapan Pendaftaran Akreditasi Internasional Program Studi Tahun 2022, di Hotel Horison, Bandarlampung, Rabu, 20 Juli 2022.

Panitia penyelenggara workshop yang dibuka resmi Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., ini menghadirkan Herri Trilaksana, S.Si., M.Si., Ph.D, dari Universitas Airlangga, Surabaya, selaku narasumber kegiatan.

Selain Ketua LP3M Prof. Dr. Wan Abbas Zakaria, M.S., beserta sekretaris, workshop dihadiri seluruh tim LP3M, para pimpinan unit Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi dari PTN dan PTS di Lampung, serta para ketua dari 14 program studi yang akan didaftarkan ke Lembaga Akreditasi Internasional tahun 2022.

Prof. Heryandi dalam sambutan pembukaan mengatakan, meski dilakukan secara daring diharapkan narasumber dapat secara optimal berbagi informasi kepada para peserta mengenai persiapan pendaftaran akreditasi internasional program studi (prodi) tahun 2022.

Sesuai tonggak milestone RPJP Unila, kata Heryandi, saat ini Unila mengarah ke internasionalisasi, termasuk daya saing lulusan. Internasionalisasi tercermin pada posisi Unila di berbagai pemeringkatan di antaranya 4ICU, Webometrics, Times Higher Education, UIGreenMetric, dan Scimago Institution Rank.

“Di tingkat prodi, internasionalisasi ini kami kejar dengan penambahan jumlah prodi yang terekognisi lembaga akreditasi internasional,” ujarnya.

Saat ini, Unila memiliki 11 program studi terakreditasi ABEST21 dan satu prodi terakreditasi RSC. Selain itu, terdapat tujuh prodi yang telah dan sedang proses submit dokumen ke lembaga akreditasi internasional ASIIN, serta delapan prodi ke FIBAA.

Tahun 2022, Unila mengupayakan menambah paling tidak 14 program studi untuk mendapatkan rekognisi internasional. Dalam hal ini, adanya pengakuan internasional bukan hanya secara yuridis, namun diharapkan menjadi pemacu peningkatan mutu berkelanjutan sekaligus menginspirasi prodi lain dalam rangka peningkatan kualitas.

Hal ini sejalan dengan rencana-rencana besar Unila, termasuk transformasi Unila menuju PTNBH dan World Classs University.

Oleh karena itu, kegiatan ini rasanya memang sangat diperlukan sehingga nantinya para peserta dapat bertugas membantu Unila dalam mendorong program studi untuk meraih peringkat akreditasi internasional.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author